Rabu, 03 April 2013

PERKEMBANGAN FISIK ANAK USIA DINI

ARTIKEL :

Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.
 
Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.


Beberapa Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini :

 

1.      Aspek Perkembangan Kognitif
Tahapan Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori Piaget adalah: (1) Tahap sensorimotor, usia 0 – 2 tahun. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak refleks, bahas awal, waktu sekarang dan ruang yang dekat saja; (2) Tahap pra-operasional, usia 2 – 7 tahun. Masa ini kemampuan menerima rangsangan yang terbatas. Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat masih terbatas; (3) Tahap konkret operasional, 7 – 11 tahun.
Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi; (4) Tahap formal operasional, usia 11 – 15 tahun. Pada masa ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, mampu berfikir abstrak.
 
2.      Aspek Perkembangan Fisik
Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1998). Keterampilan motorik anak terdiri atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru.terjadi perkembangan motorik halus.
Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil resiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.
Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan orangtuanya (Santrock,1995: 225)
 
3.      Aspek Perkembangan Bahasa
Hart & Risley (Morrow, 1993) mengatakan umur 2 tahun, anak-anak memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam setiap jam, cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42 sampai 672. 2 tahun lebih tua anak-anak dapat mengunakan kira-kira 134 kata-kata pada jam yang berbeda, dengan rentangan 18 untuk 286.
Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak memahami kalimat. Dengan membaca anak juga semakin banyak menambah kosakata. Anak dapat belajar bahasa melalaui membaca buku cerita dengan nyaring. Hal ini dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.
 
4.      Aspek Perkembangan Sosio-Emosional
Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan.
 
Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak: (1) Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga; (2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya.
 
Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu; (3) Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.
Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah; (4) Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun – pubertas.
 
Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.

Sumber : Klik di sini 

Selasa, 02 April 2013

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

PAUD PUSPA INDAH

ARTIKEL :


Pendidikan memang merupakan hal yang penting untuk menunjang kehidupan setiap orang di masa depannya. Banyak dari pasangan orangtua telah memepersiapkan banyak hal untuk pendidikan anaknya, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, smp, sma hingga ke jenjang perguruan tinggi. Tidak hanya terlepas dari itu, pendidikan sekarang semakin maju seperti sejak di atas tahun 2005 telah muncul pendidikan anak usia dini (PAUD) yang di dalamnya mendidik anak dengan porsi yang lebih ringan jika di bandingkan dengan taman kanak-kanak.
Pada tahap ini, anak di ajak untuk dapat berkomunikasi dan bertemu dengan banyak orang yang di luar dari hidup mereka sehingga anak usia dini juga dapat melakukan social yang lebih luas walau tidak seluas bagi mereka yang diatas sekolah dasar. Pendidikan anak usia dini (PAUD) memang harus di rancang dengan sangat jelas bagi anak anda karena sebagai orangtua anda ngin anak anda memiliki pendidikan yang lebih baik bahkan dengan usia yang masih dini sekitar 2 tahun sampai 5 tahun telah mengenyam pendidikan sehingga lebih mudah untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih lagi di atasnya. Namun, tidak semua anak dapat merasakan pendidikan yang nyaman untuk mereka dengan alasan jika orangtua tidak memiliki dana yang cukup untuk menyekolahkan anak mereka pada tahapan ini. Pemerintah memang telah mengadakan program wajib belajar 9 tahun mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama (SMP).
Namun, bagi anda yang berkecukupan baik, tidak ada salahnya untuk mencoba mendidik anak anda dari awal usia dini. Pendidikan anak usia dini (PAUD) di Indonesia sendiri sudah mulai berjamur seperti jamur yang tumbuh saat musim hujan. Walau begitu, sebaiknya ini tidak membuat anda bingung untuk memeilih tempat yang baik untuk pendidikan anak anda. Caranya dengan pastikan guru yang mengajar baik, berkualitas dan mampu menjaga anak anda dengan baik selama di sekolah karena hal ini penting karena jika salah pilih yang anak anda terima bukan pendidikan namun kekerasan seperti banyak yang terjadi belakangan ini.
Jadi, memilih dan mengawasi tetap harus menjadi kewajiban anda sebagai orangtua.


Detil info baca disini: http://duniaanak.org/perkembangan-anak/pendidikan-anak-usia-dini-paud.html

PSIKOLOGI ANAK

ARTIKEL :


Andil orang tua dalam mendidik psikologi anak sangat besar, karena psikologi atau kejiwaannya memiliki kesensitifan yang tinggi. Dengan orang tua turun langsung memberikan pendekatan dalam hal mendidik akan membuat anak lebih yakin dan berani menhadapai semua tantangan belajar.
Karena cenderung psikologi anak pada masa perkembangan itu memiliki sifat ketergantungan, yakni yang lebih spesifiknya masih belum ingin jauh dari orang tua. Pada masa perkembangan di usia 6 tahun si anak biasa baru mulai akan memiliki jarak dengan orang tua (terutama ibu) karena mungkin tempat tidur yang di pisah dan lain sebagainya. Untuk kondisi ini orang tua harus lebih memahami dan melakukan pendekatan secara emosional yang lebih intim meskipun dengan pemisahan-pemisahan tadi secara kejiwaan tetap terkait erat.

Pengaruh Psikologi Anak

Orang tua sebagai pemberi pengaruh terbesar psikologi anak juga harus banyak belajar bagaimna menjadi orang tua yang selalu di inginan kehadirannya. Banyak sekali jika kita melihat anak yang begitu enggan berbicara dengan orang tua atau bercengkrama dengan orang tua karena psikologi anak tersebut mengalami keterbelakangan yang dalam artian si anak ketakutan terhdap tuntutan-tuntutan yang di berikan oleh orang tua.
Sebenarnya orang tua tidak boleh melakukan penunututan yang berlebihan sehingga membuat si anak menjadi ketakutan dan akhirnya justru menjaga jarak dengan orang tua. Mulai tidak jujur, tidak komunikatif lebih senang menyendiri dan autis. Permasalah psikologi anak sudah ada sejak lama, namun karena orang tua Indonesia kita tahu sendiri angka pendidikan yang mencapai perguruan tinggi sangat minim, sebenarnya bagi orang tua yang putus sekolah dan tidak tahu cara membangun karakter atau psikologi anak seharusnya bisa mencari informasi melalui buku dan internet.
Perkembangan jaman semakin modern tidak ada alasan untuk orang tidak mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya. Karena jendela ilmu yang saat ini sangat terbuka memungkinkan orang memiliki hal atau kemampuan yang sama dalam melakukan sesuatu. Ternyata yang belajar bukan hanya anak, anda sebagai orang tua pun di tuntut untuk mendidik anak, karena dalam silsilah anda tetap generasi yang pertama memiliki anak dari diri anda sendiri. Pengetahuan tentang psikologi anak tidak hanya untuk ibu sang ayahpun haru tahu bagaimana membangun psikologi anak yang baik


Detil info baca disini: http://duniaanak.org/perkembangan-anak/psikologi-anak.html

MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI ANAK

Artikel :

Seorang anak akan tumbuh dewasa dan harus mampu mengembangkan rasa percaya dirinya untuk dijadikan individu yang lengkap dan utuh agar mereka tidak takut lagi untuk mengeluarkan aspirasi mereka dalam kehidupan. Percaya diri juga akan memberikan keberanian pada mereka untuk mengatasi rasa takut dalam kegiatan sehari-hari mereka dan akan terus mencoba hal-hal yang baru.

Tips Untuk Membangun Kepercayaan diri pada anak :

  • Bantulah mereka untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya dengan cara membantu mencarikan solusi untuk setiap masalah yang sedang dihadapinya.

    1. Orang tua akan dijadikan panutan bagi anak-anaknya, anak akan meniru prilaku orangtuanya dari cara berbicara, berjalan, berprilaku, berpakaian dan lain sebagainya. Salah satu contoh ketika kedua orang tuanya sedang ada masalah (bertengkar) sebisa mungkin jangan di depan anak sehingga mereka tidak akan menirunya.
    2. Bicara tentang hal-hal yang membuat mereka spesial misalnya tentang perlombaan yang baru saja diikutinya, sehingga mereka merasa di perhatikan.
    3. Libatkan mereka dalam kegiatan olah raga terutama olahraga yang mengharuskan kekompakan dalam setiap permainannya (Olah Raga Tim), hal ini tidak hanya baik untuk membangun kekuatan mereka secara fisik tetapi juga mampu menambah kekuatan batin serta harga diri mereka sehingga timbul rasa percaya diri pada mereka, selain itu dapat membantu mempererat persahabatn mereka dalam sebuah tim dan meningkatkan rasa sportivitas, ini juga merupakan cara untuk membuat mereka belajar bagaimana menerima kekalahan dan berusaha untuk berbuat yang lebih baik lagi.
    4. Selanjutnya bantu mereka untuk bertemu dengan teman baru, baik itu dilingkungan sekolah atau dilingkungan sekitar rumah hal ini dapat membantu anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang dibutuhkan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi.
    Membangun kepercayaan diri anak sangat penting untuk mengembangkan prilaku positif dari sekarang dan masa depannya untuk mencapai potensi mereka yang sebenarnya. Keyakinan adalah bekal yang utama untuk memenuhi keterampilan sosialnya dan keyakinan bias juga untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi kekecewaan untuk sebuah tujuan yang ingin dicapainya. Peran orangtua adalah mengingatkan anak untuk selalu percaya diri dalam menjalani kehidupannya demi sebuah cita-cita yang ingin di capai.

    Sumber : Klik di sini

    MENGAJARKAN BALITA BICARA


    ARTIKEL :

     
    Belajar bicara sejak dini akan lebih mudah diserap oleh si kecil jika diberikan stimulasi balita yang tepat, dilakukan secara teratur dan terus menerus.

    Berikut Beberapa Tips Untuk Mengajarkan Balita Bicara:

    1. Ajarkan balita bicara dengan bahasa yang baik dan benar – hindari bahasa bayi meskipun terdengar lucu dan menggemaskan karena bila kita ikut menggunakan bahasa bayi maka dalam otak si kecil merekam bahasa yg benar adalah bahasa bayi tersebut. Misalnya menyebut “susu” dengan “cucu” atau “makan” dengan “mamam”, koreksi kata-kata si kecil meskipun dia belum bisa mengucapkannya agar dikemudian hari dia bisa berbahasa yang benar.
    2. Jadilah pendengar yang baik – biarkan si kecil menyelesaikan setiap kalimatnya, jangan memotong pembicaraannya karena butuh waktu untuk mengucapkannya, belajar untuk sabar dalam mendengarkan. Mintalah si kecil mengulang bila anda tidak mengerti apa maksudnya. Si kecil akan lebih banyak berbicara bila dia merasa di dengar.
    3. Ajak si kecil mengobrol – berikan si kecil pilihan atau ajak bicara tentang hal-hal disekelilingnya jadi dia tidak merasa kalau kita sedang mengajarinya berbicara. Misalnya “Gilbert mau makan?Mau?” atau “Gilbert mandi sekarang ya” atau bisa juga dengan “Lihat di sana bebeknya sedang berenang” (sambil menunjuk bebek)
    4. Bermain mimik wajah – perlihatkan berbagai ekspresi lucu sambil membuat huruf vocal. Misalnya anda katakan “aaa” sambil membuka mulut lebar – lebar, ucapkan “oooo” sambil memasang ekspresi terkejut, dan seterusnya. Dijamin si kecil akan tertawa terbahak – bahak sambil meniru cara anda mengucapkan huruf vocal dengan jelas
    5. Ajarkan lagu yang gembira -  ajarkan lagu anak-anak dengan syair yang pendek dan sederhana seperti “topi saya bundar” atau “cicak-cicak di dinding” karena usia balita sangat menyukai musik. Ajarkan berulang-ulang sampai anak sudah bisa mengikuti anda bernyanyi,meskipun baru bisa mengikuti ekor lagu jangan menyerah ya moms,lama kelamaan pasti anak akan bisa menyanyikan satu bagian utuh lagu tersebut.
    6. Bacakan buku cerita – bacakan buku cerita bergambar hingga anak bisa melihat gambar sambil mendengarkan cerita anda. Sambil memperkaya kosakata anak bisa belajar hal yang lain dari buku tersebut,misalnya warna,bentuk,nama binatang dan seterusnya
    7. Berikan pertanyaan untuk melihat responnya – saat berbicara dengan si kecil, cobalah Anda mengajukan pertanyaan padanya. Misalnya saja, “Gilbert mau makan apa? Jeruk atau apel?” Usahakan agar dia menjawabnya dengan menyebutkan makanan yang Anda tawarkan kepadanya. Hal itu akan membuat kosakatanya bertambah.
    Orang tua sangat berperan dalam perkembangan bicara anak maka dari itu luangkan waktu untuk mengajari anak belajar bicara.

    Sumber : Klik di sini